6, 7, 8, 10 orang. Drama singkat. Kumpulan Naskah Drama Singkat Tentang. Drama adalah cerita yang disajikan dalam bentuk percakapan dan gerakan yang. Pasukan ini dibentuk pada tanggal 20 April 1890—digolongkan oleh beberapa kalangan sebagai pasukan komando modern. Menurut Paul van’t Veer, Marsose dibentuk atas prakarsa dari Teuku Muhamad Arif, seorang Jaksa Kepala di Kutaraja, Aceh. Pastinya Teuku Muhamad Arif adalah orang Indonesia yang pro Belanda setelah pendudukan Belanda di Aceh dimulai. Dia memberi nasehat kepada Gubernur Militer Belanda di Aceh, Jenderal van Teijn juga Kepala Staf-nya J.B. Van Heutsz, untuk membentuk sebuah unit-unit tempur kecil infanteri yang memiliki mobilitas tinggi. Pasukan ini tentunya pasukan anti gerilya. Pembentukan pasukan ini tidaklah sulit, tahun 1889, Komando Tentara Belanda di Aceh sudah menyusun dua detasemen pengawalan mobil yang memiliki kemampuan antigerilya. Marsose terdiri orang-orang Belanda, Perancis, Swiss, Belgia, Afrika, Ambon, Ambon, Menado, Jawa, juga beberapa orang Nias dan Timor. Selain karaben—senapan modern berukuran pendek—mereka juga membawa klewang dalam front Aceh dan Batak. Hal ini sangat berguna dalam perang jarak dekat, man to man, seperti yang dilakukan para gerilyawan pribumi. Marsose berusaha mengikuti gaya berperang ini karena gerilya kaum gerilyawan begitu efektif menggempur KNIL yang biasa menang dalam front besar namun repot ketiuka diserang mendadak. Pasukan ini tentunya terlatih dalam peperangan di hutan menghadapi serangan gerilyawan. Selama Pemberontakan PKI 1926-1927 yang gagal, disamping polisi, KNIL juga ikut melakukan penumpasan. Penumpasan pemberontakan PKI di Padang dan Silungkang, Sumatra Barat, beberapa brigade Marsose pimpinan Mayor (KNIL) W.V. Rhemrev, melakukan penyiksaan sadis pada kaum pemeberontak komunis. Terjadi penjagalan dalam usaha meredam pemberontakan kaum komunis itu. Tubuh korban dirusak, kepala korban ditusuk dengan tongkat lalu diarak keliling kampung. Tujuannya tidak lain untuk menebar teror di kalangan penduduk biasa. Berita kesadisan Marsose itu terdengar sampai di Eropa tanpa dapat disangkal. Marsose, dalam banyak catatan, lebih banyak melakukan tugasnya sebagai pasukan kontra-gerilya di Aceh dan Tanah Batak. Dua daerah itu sangatlah sulit dikuasai pemerintah kolonial hingga awal abad XX. Marsose dalam jumlah besar dibutuhkan disana untuk waktu tugas yang lama. Bahkan setelah perang melawan orang-orang Batak di Pedalaman Sumatra dan Aceh itu berakhir, perlawanan kecil kadang masih terjadi. Seperti dialami bekas komandan Marsose, Letnan Kolonel W.B.J.A Scheepens, yang tertusuk rencong orang Aceh. Kehadiran Marsose sebagai pasukan khusus yang sedemikian handal itu, rupanya masih dirasa belum cukup oleh petinggi militer Belanda. Perwira-pwerwira Belanda itumembentuk lagi sebuah unit didalam pasukan Marsose bernama Kolone Macan. Seperti halnya Marsose, Kolone Macan juga dipimpin oleh perwira-perwira dari orang-orang Eropa. Salah satunya adalah perwira asal Swiss bernama Hans Christofell. Dia sangat tersohor karena berjasa kepada pemerintah kolonial dalam peperangan di Sumatra bagian utara itu. Dia membentuk pasukan khusus baru lagi, dimana anggotanya adalah anggota-anggota Marsose yang terpilih.
0 Комментарии
Оставить ответ. |
АвторНапишите что-нибудь о себе. Не надо ничего особенного, просто общие данные. Архивы
Март 2019
Категории |